Rabu, 09 November 2011

DI BALIK KESALAHAN


Pendidikan karakter yaitu pendidikan yang bertujuan mewujudkan generasi penerus yang cerdas dan berkarakter, tema pendidikan yang akhir-akhir ini ditekankan, setelah terjadi banyak penyimpangan khususnya di kalangan pelajar. Narkoba, pergaulan bebas, tawuran, atau sejenisnya semakin marak meracuni generasi muda. Hilangnya adab, sopan santun, sikap toleransi, dan menghargai orang lain. Sikap ramah, sabar,  perhatian, dan cinta alam yang dulu menjadi ciri pembeda dari bangsa lain, kini telah sirna. Ciri khas ketimuran yang menjaga kewibawaan justru dilepas demi ciri khas bebas bangsa barat. Bicara tanpa berpikir akibat, mereka anggap itu demokrasi. Minimnya wawasan, lemahnya kepribadian anak, peran orang tua yang digantikan media, serta berbagai alasan lain, menjadi latarbelakang karakter ditekankan dalam pendidikan, yang sekarang kita kenal sebagai pendidikan karakter.
Dalam konsep pendidikan karakter, semua kalangan masyarakat berperan penting, meskipun demikian peran orang tua lebih diharapkan. Mulai dari pendidikan keluarga, anak diharapkan sudah siap bermasyarakat dengan bimbingan orang tuanya. Guru atau tenaga pendidik sejenisnya dalam prakteknya lebih terlihat. Teman sepermainan juga berperan dalam perkembangan mental dan karakter. Semua kalangan diharapkan senang hati mewujudkan generasi muda yang berkarakter.
Dalam melaksanakan tugasnya, pendidik mengalami kendala baik dari diri anak atau hal lain. Kendala dari diri anak seperti tingkat pemahaman, intelektual, dan sebagainya. Kendala lain seperti lingkungan sosial, pengaruh teknologi, dan lainnya. Dalam menyelesaikan kendala-kendala itu diperlukan kesabaran dan profesionalitas  tinggi agar pendidikan karakter dapat terwujud.
Beberapa faktor penunjang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pendidikan karakter seperti perbedaan sikap anak, perkembangan teknologi, keingintahuan anak terhadap hal yang tidak diketahui, dan faktor lain semacamnya. Pendidik diharapkan membudayakan kembali pujian dan hukuman sesuai dengan tingkat pemahaman anak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar