Rabu, 09 November 2011

 GELORA BATIN

selagi lurik masih mengencang
angkasa beri teduhan
sepi tangis tak datang
ratap haru tak seru
hindar diri dari prasangka
prasangka tak bermakna
hanya menumpuk dosa
jaga diri dari perkara
perkara lahirkan sengketa
hanya dari nilai mata
jauh diri dari angkara
angkara bawa sengsara
api tak berbara
cipta rasa karsa baru
hanya tinggal sisakan malu
aksi kreasi asli
hanya argumentasi basi
jangan diri sok perkasa 
ingat pada Maha Kuasa
jangan engkau sok peduli
kalau harap balas budi
 Tak Hanya Salahnya

jutaan mata mencerca
uang mereka dilahap tikus
 serba tahu, yang dulu duduk
di bangku kelasku
padanya diajarkan
tentang alam, hitung, politik
namun tak sempurna
bagai rumah tanpa atapnya
adab tak diajarkan
kini atap orang mereka ambil
sebagai ganti yang dirampas
sudahkah mereka dengar
dari sosok pahlawan
tanpa tanda jasa tentang
berita hari kemudian
menanam rumput tak berbuah
tanam padi, datang rumput dan bijinya

DI BALIK KESALAHAN


Pendidikan karakter yaitu pendidikan yang bertujuan mewujudkan generasi penerus yang cerdas dan berkarakter, tema pendidikan yang akhir-akhir ini ditekankan, setelah terjadi banyak penyimpangan khususnya di kalangan pelajar. Narkoba, pergaulan bebas, tawuran, atau sejenisnya semakin marak meracuni generasi muda. Hilangnya adab, sopan santun, sikap toleransi, dan menghargai orang lain. Sikap ramah, sabar,  perhatian, dan cinta alam yang dulu menjadi ciri pembeda dari bangsa lain, kini telah sirna. Ciri khas ketimuran yang menjaga kewibawaan justru dilepas demi ciri khas bebas bangsa barat. Bicara tanpa berpikir akibat, mereka anggap itu demokrasi. Minimnya wawasan, lemahnya kepribadian anak, peran orang tua yang digantikan media, serta berbagai alasan lain, menjadi latarbelakang karakter ditekankan dalam pendidikan, yang sekarang kita kenal sebagai pendidikan karakter.
Dalam konsep pendidikan karakter, semua kalangan masyarakat berperan penting, meskipun demikian peran orang tua lebih diharapkan. Mulai dari pendidikan keluarga, anak diharapkan sudah siap bermasyarakat dengan bimbingan orang tuanya. Guru atau tenaga pendidik sejenisnya dalam prakteknya lebih terlihat. Teman sepermainan juga berperan dalam perkembangan mental dan karakter. Semua kalangan diharapkan senang hati mewujudkan generasi muda yang berkarakter.
Dalam melaksanakan tugasnya, pendidik mengalami kendala baik dari diri anak atau hal lain. Kendala dari diri anak seperti tingkat pemahaman, intelektual, dan sebagainya. Kendala lain seperti lingkungan sosial, pengaruh teknologi, dan lainnya. Dalam menyelesaikan kendala-kendala itu diperlukan kesabaran dan profesionalitas  tinggi agar pendidikan karakter dapat terwujud.
Beberapa faktor penunjang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pendidikan karakter seperti perbedaan sikap anak, perkembangan teknologi, keingintahuan anak terhadap hal yang tidak diketahui, dan faktor lain semacamnya. Pendidik diharapkan membudayakan kembali pujian dan hukuman sesuai dengan tingkat pemahaman anak. 

Jumat, 22 Juli 2011

Puisi

Perjuangan Hati

dengan seribu penyair
menceritakan kisah air
dengan seribu sarjana
mengingat dunia fana
           dengan debur ombak mengeluh
sanggupkah hatiku luluh
           dengan tiupan angin menjemput
       sanggupkah aku menyambut
dengan taburan bintang di angkasa
pengemis tua tanpa asa
dengan seribu bahasa
masihkah kupunya rasa
                   dengan seribu awan menatap
abaikan atau iba
                    dengan seribu sungai berbatu
            kubuka atau tutup pintu
dengan seribu tali mendaki
kubantu atau maki
dengan seribu langit terbuka
antara surga dan neraka