Pendidikan karakter yaitu pendidikan yang bertujuan mewujudkan
generasi penerus yang cerdas dan berkarakter, tema pendidikan yang akhir-akhir
ini ditekankan, setelah terjadi banyak penyimpangan khususnya di kalangan
pelajar. Narkoba, pergaulan bebas, tawuran, atau sejenisnya semakin marak meracuni
generasi muda. Hilangnya adab, sopan santun, sikap toleransi, dan menghargai
orang lain. Sikap ramah, sabar, perhatian,
dan cinta alam yang dulu menjadi ciri pembeda dari bangsa lain, kini telah
sirna. Ciri khas ketimuran yang menjaga kewibawaan justru dilepas demi ciri
khas bebas bangsa barat. Bicara tanpa berpikir akibat, mereka anggap itu
demokrasi. Minimnya wawasan, lemahnya kepribadian anak, peran orang tua yang
digantikan media, serta berbagai alasan lain, menjadi latarbelakang karakter
ditekankan dalam pendidikan, yang sekarang kita kenal sebagai pendidikan
karakter.
Dalam konsep pendidikan karakter, semua kalangan masyarakat
berperan penting, meskipun demikian peran orang tua lebih diharapkan. Mulai
dari pendidikan keluarga, anak diharapkan sudah siap bermasyarakat dengan
bimbingan orang tuanya. Guru atau tenaga pendidik sejenisnya dalam prakteknya
lebih terlihat. Teman sepermainan juga berperan dalam perkembangan mental dan
karakter. Semua kalangan diharapkan senang hati mewujudkan generasi muda yang
berkarakter.
Dalam melaksanakan tugasnya, pendidik mengalami kendala baik
dari diri anak atau hal lain. Kendala dari diri anak seperti tingkat pemahaman,
intelektual, dan sebagainya. Kendala lain seperti lingkungan sosial, pengaruh
teknologi, dan lainnya. Dalam menyelesaikan kendala-kendala itu diperlukan
kesabaran dan profesionalitas tinggi
agar pendidikan karakter dapat terwujud.
Beberapa faktor penunjang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan
pendidikan karakter seperti perbedaan sikap anak, perkembangan teknologi,
keingintahuan anak terhadap hal yang tidak diketahui, dan faktor lain
semacamnya. Pendidik diharapkan membudayakan kembali pujian dan hukuman sesuai
dengan tingkat pemahaman anak.